Banyak orang memahami Idul
Fitri sebagai "kembali suci" atau "kembali ke fitrah,"
namun makna sesungguhnya lebih dalam dari itu. Secara bahasa, Idul Fitri
berasal dari dua kata:
·
Id (العيد) yang berarti kembali
atau perayaan.
·
Fitri (الفطر) yang berarti
berbuka atau kembali makan setelah puasa.
Jadi, secara harfiah, Idul
Fitri berarti hari kembali berbuka atau kembali makan setelah sebulan berpuasa.
Namun, dalam pemaknaan yang
lebih luas, ada pemahaman bahwa Fitri juga berakar dari kata Fitrah,
yang berarti keadaan asal manusia yang suci. Inilah yang membuat banyak orang
menganggap Idul Fitri sebagai momen "kembali ke fitrah" atau
"kembali suci."
Salah Kaprah yang Umum
1. Idul
Fitri bukan berarti semua dosa otomatis dihapus
o Kesucian
seseorang setelah Ramadhan bergantung pada sejauh mana ia menjalankan puasa dan
ibadah dengan penuh keikhlasan, bukan sekadar karena datangnya Idul Fitri.
2. Bukan
sekadar kembali ke nol, tetapi kembali menjadi pribadi yang lebih baik
o Idul
Fitri bukan hanya soal "dosa dihapus" lalu kita mulai dari awal.
Melainkan, hasil dari latihan Ramadhan seharusnya membawa perubahan dalam
karakter dan ketakwaan.
Makna Sejati Idul Fitri
·
Kemenangan spiritual
setelah melatih diri dengan puasa dan ibadah.
·
Momentum untuk memperbaiki hubungan
dengan sesama manusia melalui silaturahmi dan saling memaafkan.
·
Melanjutkan kebiasaan baik dari
Ramadhan ke bulan-bulan berikutnya.
Jadi, Idul Fitri lebih dari sekadar "kembali suci" dalam arti bebas dosa, tapi lebih kepada kembalinya seseorang pada kondisi yang lebih baik—lebih bertakwa, lebih rendah hati, dan lebih dekat dengan Allah serta sesama manusia.
Allahu A'lam

Posting Komentar